Akhir-akhir
ini hastag cantik dari hati menjadi salah satu trending topic di berbagai sosial media nasional, mulai dari
Facebook, Twitter, Instagram hingga Youtube. Menariknya, pencetus hastag ini adalah
Wardah, salah satu brand kosmetik karya anak bangsa yang sudah mendunia. Brand
kosmetik yang diproduksi di bawah naungan PT Paragon Innovation & Teknologi
ini menggunakan pendekatan pasar dengan cara yang begitu berbeda namun nyaris
sempurna.
Meski
awalnya saya merasa cukup kaget melihat konsep unik yang diusung Wardah, namun
saya sepakat dan sangat mengapresiasi hal ini. Saat brand kosmetik halal
pertama di Indonesia ini mengenalkan kaum hawa pada konsep cantik dari hati,
berarti perusahaan peduli akan kualitas wanita yang sesuangguhnya. Bahwa cantik
bukan karena balutan kosmetik maupun keelokan fisik samata, namun perlu
beriringan dengan kecantikan hati, yang dapat diawali dengan berbagi kebaikan pada mereka yang membutuhkan.
Bersama Seorang Ibu yang Cantik Hatinya (dokumentasi pribadi) |
Kecantikan
hati inilah yang nantinya mampu menjadi tonggak utama perubahan yang
sesungguhnya bagi kaum hawa. Pasalnya dengan konsep cantik dari hati ini wanita
akan terhindar dari berbagai hal yang berujung pada pemenuhan kepentingan
pribadi, namun akan memikirkan pula konsep berbaik hai minimal di
lingkungan sekitar yang ditemui sehari-hari.
Jadi apa maka cantik dari hati yang sebenarnya?
Berikut pendapat saya:
*Cantik dari Hari Itu Berawal dari Penjagaan Akan Diri
Sendiri*
Menjaga
diri merupakan hal pertama yang harus dilakukan saat seseorang ingin menerapkan
konsep cantik dari hati. Dalam hal ini, menjaga diri memiliki makna yang luas,
mulai dari menjaga kesehatan hingga menjaga pergaulan. Tidak jarang kesehatan dipengaruhi oleh pilihan pergaulan yang dilakukan. Menjaga kesehatan dapat diwujudkan dengan melakukan pola hidup seimbang, mulai dari mengkonsumsi makanan sehat, memenuhi jam tidur harian, berolahraga termasuk menjaga kesehatan kulit muka dan badan seperti mandi, sikat gigi atau melakukan berbagai perawatan lainnya yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan kulit. Untuk perawatan wajah, saya menggunakan berbagai produk dari Wardah. Selain halal, produk wardah juga sangat terjangkau kantong.
Melakukan Perawatan yang Dibutuhkan Merupakan Salah Satu Cara Penjagaan Diri (dokumentasi pribadi) |
Tentu kita tidak asing dengan quote terkenal “ mens sana in corpore sano” bukan? Bahwa di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Bagaimanapun juga sehat mampu menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang tinggi. Percaya
diri yang tinggi ini penting dilakukan saat membangun relasi di berbagai
jaringan. Relasi
yang luas dapat menambah pengetahuan hingga mempermudah kita saat ingin
melakukan berbagai perubahan. Saat dilakukan bersama-sama, akan terasa makna peribahasa "berat
sama dipikul, ringan sama dijinjing". Selain tanggungan beban terasa jauh lebih
ringan, kebaikan yang dilakukan secara bersama-sama dapat berimbas ke lingkup
yang lebih luas pula.
Karena
itulah saat kita ingin berkontribusi dalam berbagai hal yang bermula dari
konsep cantik dari hati, maka menjaga diri menjadi hal pertama yang penting
untuk dilakukan, tidak terkecuali dengan
menjaga pergaulan. Pergaulan dengan teman yang baik akan memberikan
dampak baik. Sebaliknya, terjerumus di pergaulan yang salah sapat berakibat
buruk bagi kehidupan pribadi kita. Tentu kita sudah dapat mengidentifikasi mana
pergaulan baik dan mana pergaulan tidak baik bukan?
*Cantik dari Hati Itu Ikut Berkontribusi di
Lingkungan Sekitar*
Kembali
ke konsep cantik dari hati tadi. Bahwasanya cantik dari hati tidak hanya
memikirkan diri sendiri, namun juga ikut berkontribusi pada perkembangan
berbagai hal, minimal di lingkungan sekitar sendiri. Dalam hal ini saya belajar
dari ibu. Ibu saya adalah ibu rumah tangga yang hanya menamatkan sekolah hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA) saja. Meski berpendidikan tidak terlalu tinggi, namun Ibu tau benar makna berbagi. Dalam hal ini, waktu dan kepeduliannya tidak
dihabiskan untuk keluarga saja, namun ada beberapa bagian waktunya yang
disediakan untuk melayani masyarakat.
Meski membagikan sebagian waktunya di luar rumah, bukan
berarti ibu menyampingkan peran utamannya dalam keluarga lho! Setiap kali ada
urusan di luar rumah, ibu saya tetap menyediakan berbagai keperluan orang rumah.
Di luar tugas sebagai ibu rumah tangga, ibu merangkap menjadi pelayan
masyarakat seperti menjadi kader Posyandu yang mengurusi berbagai hal terkait
aktivitas di Posyandu, kader jumantik yang memeriksa kebersihan kamar mandi
warga secara berkala hingga aktif di berbagai kegiatan pendataan masyarakat
atau kegiatan lain yang diinisiasi oleh warga, seperti Kelompok Wanita Tani
ataupun sebagai panitia di berbagai acara yang diadakan di sekitar tempat
tinggal kami.
Belum lama ini saya dan ibu juga turut membantu pelaksanaan pasar murah yang diadakan oleh warga kampung halaman saya. Waktu itu kami ikut membantu berjaga di stand penukaran sembako untuk warga RT 9, 10 dan RT 11. Ada yang unik dengan konsep pasar murah ini, yang ternyata singkron dengan konsep cantik dari hati yang digaungkan oleh Wardah. Jadi pasar murah ini terselenggara atas inisiasi warga. Awalnya saya mengira pasar murah ini terselenggara atas bantuan dari pemerintah atau organisasi kemayarakatan yang eksis di kampung. Ternyata perkiraan saya ini salah. Dana pasar murah ini nyatanya diperoleh dari iuran tiap RT di kampung.
Setiap RT menyumbang dana sekitar 300 ribu rupiah. Karena di kampung saya ada 11 RT maka jumlah total dana yang terkumpul untuk pasar murah mencapai 3,3 juta rupiah. Dana ini kemudian dibelanjakan untuk sembako dan keperluan lebaran lainnya seperti kue, sirup ataupun makanan ringan. Paket sembako seharga 60 ribu rupiah yang dijual di pasar murah hanya dijual setengah harga. Warga yang berhak menebus sembako akan diberi kupon.
Dalam hal ini bukan harga sembako murah yang ingin saya ceritakan, melainkan konsep berbagi kebaikan yang secara tidak langsung dilakukan oleh warga di kampung halaman saya. Ternyata dana yang dikumpulkan untuk acara pasar murah ini diperoleh dari jimpitan warga. Bayangkan saja, uang jimpitan yang hanya 500 rupiah/hari bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan warga, salah satunya adalah pasar murah yang digelar setiap bulan puasa. Tahun ini adalah tahun ke-4 digelarnya acara pasar murah.
Belum lama ini saya dan ibu juga turut membantu pelaksanaan pasar murah yang diadakan oleh warga kampung halaman saya. Waktu itu kami ikut membantu berjaga di stand penukaran sembako untuk warga RT 9, 10 dan RT 11. Ada yang unik dengan konsep pasar murah ini, yang ternyata singkron dengan konsep cantik dari hati yang digaungkan oleh Wardah. Jadi pasar murah ini terselenggara atas inisiasi warga. Awalnya saya mengira pasar murah ini terselenggara atas bantuan dari pemerintah atau organisasi kemayarakatan yang eksis di kampung. Ternyata perkiraan saya ini salah. Dana pasar murah ini nyatanya diperoleh dari iuran tiap RT di kampung.
Setiap RT menyumbang dana sekitar 300 ribu rupiah. Karena di kampung saya ada 11 RT maka jumlah total dana yang terkumpul untuk pasar murah mencapai 3,3 juta rupiah. Dana ini kemudian dibelanjakan untuk sembako dan keperluan lebaran lainnya seperti kue, sirup ataupun makanan ringan. Paket sembako seharga 60 ribu rupiah yang dijual di pasar murah hanya dijual setengah harga. Warga yang berhak menebus sembako akan diberi kupon.
Dalam hal ini bukan harga sembako murah yang ingin saya ceritakan, melainkan konsep berbagi kebaikan yang secara tidak langsung dilakukan oleh warga di kampung halaman saya. Ternyata dana yang dikumpulkan untuk acara pasar murah ini diperoleh dari jimpitan warga. Bayangkan saja, uang jimpitan yang hanya 500 rupiah/hari bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan warga, salah satunya adalah pasar murah yang digelar setiap bulan puasa. Tahun ini adalah tahun ke-4 digelarnya acara pasar murah.
Tim Penjaga Stand Sembako Pasar Murah 2016 (dokumentasi priadi) |
Lalu apa
hubungannya dengan konsep cantik dari hati? Karena selain dana dari warga, lalu
pasar murahnya untuk warga yang membutuhan, ternyata panitia acara kebanyakan
adalah wanita. Panitia di acara ini bersifat sukarela, tanpa bayaran apapun.
Jadi saya dan segenap panitia, yang kebanyakan ibu-ibu ini istilahnya
menyumbang tenaga dan waktu. Nah, bukankah berbagi kebaikan juga masuk dalam
konsep cantik dari hati? ^^
*Terakhir, Cantik dari Hati Itu Tetap Memperhatikan
Pendidikan*
Dengan pendidikan yang tinggi, seseorang akan memiliki lebih banyak pilihan untuk meraih masa depan finansial yang terbaik. Dengan demikian orang akan terhindar dari kekurangan. Jika seseorang sudah berkecukupan akan lebih mudah untuk berbagi berbagai hal pada mereka yang memerlukan.
Dengan pendidikan tinggi diharapkan mampu berbagi ilmu sehingga dapat berkontribusi untuk memberi solusi pada masalah yang terjadi, minimal yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pendidikan yang tinggi diharapkan mampu bertoleransi pada sesama. Toleransi ini dibutuhkan agar tercapai kerukunan antar sesama warga masyarakat. Ini pendapat cantik dari hati versi saya. Bagaimana dengan pendapat Anda?
Dengan pendidikan tinggi diharapkan mampu berbagi ilmu sehingga dapat berkontribusi untuk memberi solusi pada masalah yang terjadi, minimal yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pendidikan yang tinggi diharapkan mampu bertoleransi pada sesama. Toleransi ini dibutuhkan agar tercapai kerukunan antar sesama warga masyarakat. Ini pendapat cantik dari hati versi saya. Bagaimana dengan pendapat Anda?
Banner Blog Writing Competition Cantik dari Hati (sumber: curation.moeslema.com) |
0 komentar:
Posting Komentar